TELEPON SELULER SALAH SATU TEMPAT BACTERI

Bakteri dapat berkembang biak dan hidup dimana saja termasuk pada barang - barang yang sering kita gunakan sehari hari. The Sun, menungkapkan tempat teraneh di mana anda bisa menemukan bakteri buruk dan apa yang bisa ana lakukan untuk menjaga diri anda sendiri.

Ponsel Anda
Telepon seluler (ponsel) anda dihuni lebih banyak bakteri daripada dudukan toilet, sol sepatu atau pegangan pintu.

"Kombinasi dari perawatan dan panas dan panas yang ditimbulkan oleh telepon menciptakan sarang utama bagi semua jenis bakteri yang biasanya ditemukan dalam kulit kita," kata Joanna Verran, profesor mikrobiologi di Manchester Metropolitan University.

Bakteri itu termasuk "staphylococcus aureus," yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat sampai bisul, pneumonia hingga meningitis

Tas Anda
Bakteri menempel pada tas anda melalui kegiatan sehari-hari anda. Misalnya, menjatuhkannya ke trotoar, meletakkan tas di bawah meja, dan tas anda penuh dengan zat menjijikkan.

Para pakar memperingatkan untuk tidak menaruh tas anda di tempat di mana makanan sedang disiapkan.

Tas anda akan memindahkan bakteri-bakteri dari dasar tas anda, yang mungkin pernah menyentuh lantai, ke tempat makanan.

Bersihkan bagian luar tas anda secara berkala, dan setiap bulan bersihkan kotoran dan sampah yang ada di bagian dalam.

Mobil Anda
Health Protection Agency , memperingatkan, hingga 20 persen kasus infeksi paru-paru bisa disebabkan oleh genangan air dalam botol pencuci kaca mobil anda.

Penelitian menemukan bahwa, hanya sepertiga pengemudi membersihkan mobil mereka lebih dari dua kali dalam satu tahun. Hanya dua persen pengemudi membersihkan mobil mereka setiap minggu.

Sikat Gigi Anda
Virus-virus termasuk flu dan herpes bisa hidup di sikat gigi selama seminggu dan kembali menginfeksi pengguna seperti mengontaminasi apapun yang disentuh sikat gigi. Penemuan itu diungkapkan oleh Dr. Stephen Dunne, konsultan di St. Thomas's Dental Institute.

British Dental Association, memperingatkan supaya tidak berbagi sikat gigi dengan orang lain. Berbagi sikat gigi bisa meningkatkan risiko infeksi sariawan hingga hepatitis B. Anda harus mengganti sikat gigi anda sebulan sekali.

Make-up Anda
Dr. Susan Blakeney dari College of Optometrists, mengatakan make-up bisa menjadi tempat persembunyian bakteri selama 72 jam. Menurut dia, menggaruk mata merupakan hal yang paling umum dalam menyebabkan luka yang menimbulkan infeksi.

Meninggalkan make-up di samping wastafel juga tidak bagus. Itu bisa menyebabkan infeksi yang muncul dalam kondisi lembab. Buang maskara setelah enam bulan, pembersih muka, alas bedak dan pelembab setelah delapan bulan, bedak dan lipstik atau lipgloss setelah satu tahun. Sementara eye liner dan lip liner setelah 18 bulan.

Pengering Tangan
Pengering tangan terkontaminasi kuman dalam saluran pipa dan saluran udara. Menurut Keith Redway, ahli mikrobiologi di Westminster University, alat ini bisa meningkatkan bakteri 255 persen.

"Bakteri tertiup ke tangan pengguna dan dalam atmosfer karena udara panas tidak cukup untuk membunuh mereka," kata Redway.

Uang Tunai
Steve Riley, direktur teknis di pakar kebersihan Milton mengatakan tunai disentuh ribuan orang setiap hari dan hampir tidak pernah dibersihkan dengan benar.

"Virus demam dan flu bisa hidup dalam obyek tak bernyawa selama setidaknya 24 jam. MRSA dan C diff ("Clostridium difficile") bisa bertahan selama berbulan-bulan. Saat seseorang menyentuh hidung mereka, pikirkan mengenai kemiripan dengan mereka menggunakan ATM dalam 24 jam ke depan," kata Riley.

Selalu mencuci tangan anda sebelum menyentuh wajah anda atau makan.

Shower mandi
Mandi dengan menggunakan "shower" bisa memindahkan bakteri berbahaya ke wajah anda. Para peneliti di University of Colorado menemukan, hampir sepertiga "shower" mandi yang bisa digunakan mengandung kadar Mycobacterium avium, bakteri penyebab penyakit paru-paru.

Tingkat ini 100 kali lebih tinggi dari yang ditemukan dalam persediaan air yang umum dalam rumah tangga.

"Selalu hidupkan "shower" anda 30 detik sebelum menggunakannya," saran Dr. Ron Cutler, wakil direktur Biomedical Sciences di Queen Mary University, London.
(ENY/A024)
Read more >>

Metabolisme pada Katak Menjadi Sumber Ilham bagi Pengobatan

Metabolisme mengejutkan pada katak tanah bergaris-hijau asal Australia menjadi sumber ilham bagi pengembangan hewan ternak, serta bagi pengobatan terhadap mereka yang menderita penyusutan otot dan berat badan akibat ketidakmampuan berjalan.

Di musim panas yang kering katak ini mengubur dirinya sendiri di dalam lumpur dan berada dalam keadaan tidak aktif selama berbulan-bulan di dalam kepompong mirip-lendir yang dihasilkannya.

Dr. Nick Hudson dari lembaga penelitian industri ternak CSIRO menyatakan bahwa katak Cyclorana alboguttata tersebut tidak mengalami penyusutan otot selama masa aestivasi, yakni keadaan tidak-aktif atau dorman selama musim panas. Selama mengubur dirinya sendiri di dalam lumpur di musim panas ini, katak tersebut dalam keadaan tidak bergerak selama berbulan-bulan

Dr. Hudson menggambarkan tujuan dari penelitian yang diilhami oleh katak ini sebagaimana berikut:

Binatang kecil ini mampu berada dalam keadaan terkubur di dalam lumpur selama beberapa bulan, sama sekali tidak aktif, namun tidak mengalami penyusutan otot ataupun kekuatannya… Jika kita dapat mengetahui bagaimana sang katak melakukan hal ini, kita mungkin akan dapat membidik gen-gen tertentu, atau mengembangkan pengobatan baru, untuk meningkatkan berat daging selama pertumbuhan hewan ternak, atau untuk memperkecil penyusutan otot selama masa kelangkaan pangan, seperti musim kering. (1)

Dengan cara ini, pengobatan yang ditujukan untuk menghindarkan penyusutan otot yang dialami oleh para astronot, para pasien yang harus berbaring lama di atas tempat tidur atau mereka yang berusia lanjut, akan dikembangkan.

Manusia tidak mampu lama berada dalam keadaan tidak berjalan, dan penyusutan otot yang diakibatkannya menjadi kendala bagi para penderita dalam banyak hal. Dr. Hudson memaparkan keadaan ini sebagai berikut:

Seseorang yang terpaksa menjalani keadaan tidak aktif seperti itu, akan kehilangan lebih dari 90 persent kekuatan ototnya. Ini merupakan masalah kesehatan bagi penduduk dunia dan juga kendala bagi penjelajahan ruang angkasa. (2)

Dr. Hudson membandingkan ekspresi gen (pengaruh teramati dari gen-gen) pada katak bergaris-hijau dan pada hewan ternak. Tujuan para peneliti tersebut adalah untuk menentukan gen-gen yang aktif selama masa aestivasi dan untuk menemukan gen serupa pada hewan ternak untuk penelitian lebih lanjut. Diperkirakan bahwa pada katak tersebut sistem ini berhubungan dengan pembuatan antioksidan dalam jumlah berlebih yang berperan menghambat kerusakan protein otot.

Dr. Hudson mengatakan bahwa suhu tubuh sang katak secara mengejutkan tidak mengalami penurunan selama masa aestivasi:

Selama aestivasi, katak ini mampu menurunkan laju metabolismenya sebesar 90 persen dan - tidak seperti hewan-hewan yang mengalami hibernasi - katak tersebut melakukan hal ini ketika suhu masih hangat. (3)

Ia juga menambahkan bahwa perangkat genetik yang mendasari kemampuan ini mungkin dapat diketahui setelah proyek penelitian selama tiga tahun.

Barangkali tidak lama lagi di masa mendatang para astronot, para pasien yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, dan kaum lanjut usia akan terbebaskan dari masalah kesehatan akibat penyusutan otot berkat penelitian pada katak tersebut. Akan tetapi bagaimanakah sang katak, yang menjadi sumber harapan dan ilham bagi pengobatan gangguan kesehatan tersebut bisa memiliki sistem menakjubkan seperti itu?

Mungkinkah sang katak pada suatu hari di masa lampau memutuskan bahwa akan lebih baik jika menghabiskan masa musim kering dalam keadaan dorman, dan mulai membuat dan menghasilkan kepompong mirip-lendir yang membungkus kulitnya? Mungkinkah sang katak lalu mencoba mengubur dirinya sendiri dan menunggu di dalam lumpur? Setelah muncul kembali dari dalam lumpur dan berkembang biak, dapatkah anak keturunannya melanjutkan kebiasaan ini yang dengannya mereka memperoleh keahlian baru seiring dengan perjalanan waktu? Sudah pasti, tidak. Tidaklah mungkin bagi makhluk hidup mana pun untuk mengubah fisiologinya [cara kerja tubuhnya] mengikuti keadaan lingkungannya. Perubahan sedemikian besar tidak pernah terjadi dalam suatu peristiwa di mana suatu makhluk hidup berpindah dari lingkungan berair ke lingkungan kering, atau sebaliknya. Seekor katak yang tidak memiliki sistem yang memungkinkannya tetap bertahan hidup dalam lingkungan yang melingkupinya akan segera mati.

Sebaliknya, kemampuan sang katak ini didasarkan pada pengaturan fisiologi [cara kerja tubuhnya] yang rumit. Ini semua berlangsung melalui bekerjanya gen-gen di dalam DNA sang katak, yang berkali-kali lipat lebih rumit daripada sistem serupa yang terdapat di dalam rangkaian elektronik tercanggih rancangan manusia. Dengan menghidupkan dan mematikan aktifitasnya secara mandiri, gen-gen ini mengatur kerja-kerja teramat penting di dalam tubuh sang katak, dan mengendalikan dimulainya aestivasi, pembuatan cairan yang diperlukan bagi pembuatan kepompong, dan akhir dari masa aestivasi. Sama sekali mustahil bagi sistem jaringan ini, di mana gen-gen tertentu menghidupkan dan menghentikan aktifitas gen-gen lain, untuk muncul menjadi ada sebagai hasil sebuah proses kebetulan. Sungguh mustahil bagi satu saja dari gen-gen tersebut, yang menjadi penyebab utama penyesuaian fisiologis pada katak ini, untuk mewujud menjadi ada akibat ketidaksengajaan.

Jelaslah bahwa katak tersebut tidak memperoleh kemampuan yang dimilikinya melalui usahanya sendiri atau melalui berbagai kebetulan. Dengan kata lain katak tersebut telah diciptakan, sejak kali pertama dengan ciri-ciri ini. Tidak ada keraguan bahwa Allah Yang Mahakuasa-lah, yang berkuasa atas segala sesuatu di antara langit dan bumi, yang telah menciptakan katak. Dia mengendalikan metabolisme katak-katak dan seluruh makhluk hidup di setiap saat. Dalam sebuah ayat Al Qur'an, dinyatakan:

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya*. " (QS. Huud, 11:56)
Read more >>

Laba laba pemancing

Laba-laba pemancing (Dolomedes triton) termasuk makhluk hidup paling berbakat dalam hal melakukan pekerjaan yang tampak sesulit berjalan di atas air. Laba-laba ini benar-benar memperlihatkan keajaiban makhluk hidup dengan cara berjalan di atas air yang mereka terapkan. Bagi laba-laba itu, permukaan air layaknya lantai dansa.

Laba-laba pemancing mengintai di sepanjang tepian kolam atau sungai, dan saat seekor serangga jatuh ke permukaan air, mereka berlari menyeberanginya untuk menyergap mangsa mereka. Selain itu, laba-laba itu juga bisa mencelupkan kaki mereka ke bawah permukaan air dan menangkap berudu dan ikan kecil yang sedang berenang.

Hal pertama yang harus dilakukan hewan-hewan dengan gaya hidup seperti itu adalah kemampuan berpijak di atas permukaan air. Laba-laba pemancing memanfaatkan tegangan permukaan air. Molekul-molekul air memiliki gaya tarik-menarik yang lebih besar dibandingkan dengan molekul-molekul di udara. Daya tarik-menarik molekul ini menjadikan permukaan air menyerupai lapisan karet. Ketika laba-laba meletakkan kakinya di atas air, tekanan berbentuk lesung terbentuk di sekeliling kakinya, dan air mendorong balik ke atas untuk meratakan kembali permukaannya.

Tegangan permukaan bukanlah sebuah gaya berkekuatan besar: misalnya, jika Anda melempar sebuah batu ke dalam air, batu itu akan segera tenggelam. Akan tetapi, laba-laba berbobot ringan dan kaki-kakinya memiliki lapisan luar lilin yang kedap air. Selain itu, mereka memiliki kaki yang panjang dan ini memungkinkannya berdiri di atas permukaan air. Karena tegangan permukaan menolak benda-benda di atas air dari titik terjauhnya, kaki yang panjang berarti tegangan permukaan yang lebih besar. (Itulah mengapa sebatang jarum tidak tenggelam tatkala diletakkan secara mendatar pada permukaan air).

Walaupun tegangan permukaan memungkinkan laba-laba pemancing bertumpu di atas permukaan air, tapi tegangan permukaan tidak memungkinkannya bergerak ke tempat lain. Kaki berlapis lilin sang laba-laba tidak pula mencukupinya untuk berjalan di atas permukaan air. Akan tetapi air menyediakan permukaan yang cukup licin bagi laba-laba untuk bergerak di atasnya.

Laba-laba Pemancing Melintas Dengan Mendayung

Laba-laba pemancing menggunakan 3 cara gerak yang berbeda saat melintas di atas air. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Suter dari Vassar College memperlihatkan bahwa laba-laba mendayung di atas air dengan menggunakan lesung yang dibuat kaki-kaki mereka di atas air. Ketika menggerakkan salah satu kakinya ke arah belakang laba-laba pemancing juga mendorong lesungnya ke belakang dengan kaki itu. Saat lesung ini bergerak, kaki laba-laba itu bertindak sebagai dayung dan memberikan tenaga yang mendorong air dan sang laba-laba ke depan. Selain itu, laba-laba itu menggunakan 2 kaki tengahnya dari 4 pasang kakinya untuk mendayung. Kaki depan dan kaki belakang dibiarkan tidak bergerak. Laba-laba menggunakan kaki-kaki ini untuk gerakan yang memungkinkan laba-laba itu berada di atas permukaan air.

Kecepatan laba-laba pemancing terbatas. Untuk meningkatkan kecepatan, seekor laba-laba membuat lesung-lesung yang lebih dalam atau mendorong lesung-lesung itu ke belakang dengan lebih cepat. Kedua cara ini memperbesar tekanan pada permukaan air, dan setelah batas tertentu tekanan ini melebihi tegangan permukaan dan lesung itu hancur.

Spesies Laba-laba Yang Melompat Dan Berlayar

Ada bentuk kedua dari cara-jalan yang dilakukan laba-laba. Apabila mereka harus berjalan dengan kecepatan melebihi 1 meter per detik, laba-laba harus beralih ke cara kedua ini. Mereka mengangkat kaki mereka hingga hampir tegak lurus, lalu menjatuhkannya dengan cara sedemikian rupa untuk menembus air. Ketika laba-laba mendorong kaki-kakinya ke bawah dan ke belakang, air melakukan reaksi berlawanan dan mendorong laba-laba itu ke atas dan ke depan. Gerakan ke atas mencegah laba-laba tenggelam, dan gerakan ke depan memungkinkannya bergerak maju. Gaya berjalan ini sangat menyerupai cara yang digunakan kadal basilisk ketika berlari di atas air.

Meskipun cara berjalan ini agak sulit bagi laba-laba pemancing, akan tetapi laba-laba itu melakukannya saat hendak menangkap mangsa, ketika harus bergerak cepat, atau untuk meloloskan diri dari musuh. Dalam keadaan yang jauh lebih mendesak, laba-laba itu beralih ke cara berjalan ketiga: berlayar…

Di saat ada angin berhembus laba-laba pemancing kadangkala melambaikan kaki-kakinya ke arah angin (laba-laba yang lebih kecil mengangkat seluruh tubuhnya), yang menyebabkan angin mendorongnya seperti kapal layar. Karena air di bawah tubuh laba-laba sangat licin, daya dorong terlemah mampu membawa laba-laba dari satu tempat ke tempat lainnya.

Penciptaan khusus dalam tubuh laba-laba pemancing dan aneka macam cara berjalan mereka hanyalah sedikit contoh yang memperlihatkan keahlian mencipta yang tak tertandingi serta pengetahuan mahatinggi dari Allah.
Read more >>